Lanjut ke konten

Eksotika Surga Laut Wakatobi

Maret 1, 2012

Wakatobi sebagai destinasi permai di atas, indah di bawah. Ramai-ramai daerah ini menjadi bidikan para wisatawan domestik maupun internasional.
Pantas kalau pesona Wakatobi layaknya serpihan surga. Laut nan biru menjulang yang terbalut ratusan terumbu karang plus kelestarian ratusan spesies ikan bagaikan Taman Firdaus di bawah air. Kepulauan Wakatobi nyata menyihir dunia.
Kabupaten yang menjadi gabungan dari empat pulau utama (Wangiwangi, Kaledupa, Tomia, dan Binongko) itu ditetapkan sebagai Taman Nasional sejak 1996. Pesona darat Pulau Wangiwangi adalah pada mata air-mata air di celah-celah bukit kapur, juga beberapa benteng dan masjid tua sisa Kerajaan Buton. Sementara Pulau Kalidupa dan Tomia kaya pemandangan pantai serta tarian tradisional.
Di pulau terujung, yaitu Binongko dahulu terkenal dengan nama Pulau Tukang Besi karena tempat ini dipenuhi para pandai besi. Mereka mengerjakan pembuatan aneka alat rumah tangga yang dijual sampai Makassar. Saat menempa besi panas inilah bagian atraksi menarik tersendiri. Sayangnya, sebagian pandai besi sudah memakai pipa pralon menggantikan bambu sebagai alat peniup api.
Di Pulau Binongko pula penenun tradisional masih memberi pesona fotografis. Tenun yang mereka buat selama sepekan sampai sebulan bisa langsung dibeli dengan harga mulai Rp 100.000 hingga Rp 1 juta per buah.
Secara geografis, Wakatobi berada di pusat segitiga karang dunia luas yang daratannya mencapai 820 kilometer persegi ditambah kawasan laut seluas 18.000 kilometer persegi. Sementara penduduk berjumlah sekitar 100 ribu jiwa sehingga masih terbilang sepi.
Ada 25 gugusan terumbu karang yang dikelilingi pantai dari pulau-pulau karang sepanjang 600 kilometer. Ratusan jenis 13 keluarga karang tumbuh di sini. Keindahan bawah laut makin lengkap dengan keberadan lebih dari 900 jenis ikan hias dan konsumsi yang hilir mudik.
Operation Wallacea, sebuah lembaga ekspedisi riset dan konservasi yang berpusat di Inggris, sampai menjadikan daerah ini sebagai pusat penelitian bawah laut dunia. Mereka membuka markas di Pulau Hoga selama musim penelitian dan mengamati kebiasaan masyarakat sekitar.
Lebih dari 29 titik penyelaman yang ditawarkan kepada siapa saja yang mau datang ke sana. Mau tahu tempat penyelaman yang spektakuler di sana? Sebut saja ‘Mari Mabuk’. Nama tempatnya memang itu dan siapa pun yang datang ke titik dekat Pulau Tomia itu pasti akan mabuk karena keindahannya.
Bupati Wakatobi, Hugua mengklaim keindahan bawah laut sudah diakui secara nasional hingga internasional. “Sebagai perbandingan, misalnya di Pulau Karibia dari hasil penelitian para ahli menyebutkan sensasi keindahan karang laut Karibia hanya memiliki sekitar 200 spesies binatang laut yang unik. Sedangkan di Wakatobi, sekitar 750 lebih spesies unik hidup di sana,” ungkap lelaki yang terpilih kembali sebagai Bupati Wakatobi berpasangan dengan Ediarto Rusmin Wakatobi sebagai Wakil Bupati.
Selain itu, lanjut Hugua, Kaledupa adalah satu-satunya pulau karang di wakatobi yang menjadi pulau karang terpanjang di dunia, dengan panjang mencapai 48 kilometer. Ini akan menarik hati para wisatawan.

Masih belum puas? Anda dapat berjumpa dengan aneka ragam satwa tulus memberi salam persahabatan. Penyu Sisik, Penyu Tempayan, Penyu Lekang atau berbagai burung laut seperti Angsa Batu Coklat, Cerek Melayu, Raja Udang Erasia ramah tamah menyapa siapa saja yang menjenguk.
Perairan laut Wakatobi memang memiliki konfigurasi unik. Daerah perairan bertubir curam hingga daratan yang melandai ke laut menjadi lukisan keanekaragaman. Kedalaman air pun bervariasi mulai yang jernih dan dangkal sampai pada terdalam mencapai 1.044 meter dengan dasar pasir serta karang.
Nilai eksotika makin kental dengan budaya penghuni asli Wakatobi, yaitu suku Bajo dengan kebiasaan membuat perahu atau sampan sebagai rumah sekaligus alat transportasi. Bahkan catatan Cina kuno dan penjelajah Eropa menorehkan manusia yang hidup dalam perahu itu mampu berpindah tempat menjelajahi Merqui, Johor, Singapura, Sulawesi, dan Kepulauan Sulu.
Daya dukung budaya pun kian digalakkan. Misalnya saja dalam tari-tarian masyakakat adat makin terpikat mengembangkannya. Sebut saja sajian Teater tradisional Kenta-kenta sebagai tari yang menggambarkan ciri kemaritiman masyarakat Wakatobi. Tari Lariangi yang berasal dari tari Keraton atau seni tari Adi Luhung. Tari Balumpa yaitu subetnik tari Zapin di Timur Tengah, tari Mangaru. Tari perang Eja-eja dengan syair Makassar Kuno. Atau berbagai tarian lainnya seperti Manari Banda, Kabanti, tari Cakalele (tari perang dan penghormatan yang juga terdapat dalam masyarakat Maluku), tari Mborira (gerakan diadopsi dari burung layang-layang), dan tradisi Karia.
Memang beberapa tahun lalu, nama Waktobi nyaris tak terdengar. Ibarat Kawah Candradimuka di dalam pewayangan Jawa sebagai tempat tempat menuntun ilmu yang digunakan para dewa guna merebus Gatot Kaca hingga menjadi sakti, Wakatobi tampil sebagai destinasi andalan nusantara di pentas internasional. Kesadaran masyarakat dan pemimpin daerah sebagai kunci suksesnya.
Alam Wakatobi masih asri. Kesadaran akan kebersihan sangat disadari masyarakat setempat. Sampah plastik umumnya dikumpulkan di suatu tempat untuk dijual kepada penadah. Selain membuat pemasukan bagi penduduk, kesadaran ini menjaga kelestarian alam.
Tak ketinggalan para nelayan tradisional juga ikut menjaga kelestarian bawah laut Wakatobi. Mereka berkomitmen tak lagi memakai bom laut untuk mengambil ikan. Nelayan menyadari bom laut tidak hanya merusak biota laut. Dengan kata lain dukungan masyarakat setempat untuk menjaga potensi kelautan juga terus membaik.
Artis penyanyi Jeniffer Lopez dan Milliuner Bill Gates adalah dua diantara nama – nama pesohor dunia yang pernah singgah dan menikmati keindahan Wakatobi. Hampir 90% dari sekitar 850 jenis terumbu karang di dunia ada di Wakatobi. Dan diantara 942 spesies fauna laut yang di data operation wallacea terdapat jenis kuda laut moncong babi (pigmy sea horse) yang hingga kini hanya ditemukan di laut Wakatobi.
Rencananya, Wakatobi akan menjadi salah satu tuan rumah penyelenggaraan Sail tahun 2011 yang diadakan pemerintah pusat. Pembenahan infrastruktur pun mulai berjalan. “Perbaikan dan pelebaran jalan dari 6 meter sampai menjadi 18 atau 20 meter. Itu merupakan jalan yang menjadi jalur utama dalam pelaksanaan Sail Wakatobi nanti, mulai dari bandara, sampai ketempat-tempat yang menjadi pusat pelaksanaan sepanjang 25-27 kilometer,” kata Hugua.
Landasan pesawat ikut diperbaiki. “Kami juga melakukan penambahan ketebalan di landasan pesawat terbang dari 10 cm menjadi 20 cm. Dengan begitu, nanti keamanan pesawat besar sewaktu mendarat bisa maksimal,” jelasnya.

Perlahan Wakatobi mengundang perhatian dunia dengan pembangunan prasarana wisata berkelanjutan. Tahun lalu saja, seorang investor lokal telah berhasil membangun resort berkelas hotel bintang empat pada salah satu pulau yang ada di Wakatobi. Dengan begitu, daerah ini sudah punya modal besar untuk mengembangkan pariwisata bahari.
Ya, benar kalau Wakatobi menjadi permata biru Indonesia Timur. Jacques Costeau, ilmuwan kelautan dan salah satu perintis penjelajahan bawah laut bukan saja menyebut Wakatobi kaya dan unik, tapi juga satu dari sedikit tujuan penyelaman terindah di dunia.

Ikon Kuda Laut Mini
Secara hukum, kuda laut termasuk dalam kategori hewan yang dilindungi. Ini berdasarkan UU No 5 Tahun 1992 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Bila melanggar, pelaku mendapat ancaman pidana penjara minimal satu tahun kurungan dan maksimal lima tahun serta denda Rp5 juta antara dan Rp100 juta.
Dalam bahasa latin, kuda laut disebut Cavallucio Marino. Umumnya, kuda laut memiliki baju yang disebut baju zirah atau baju besi, yang berfungsi sebagai pelindung jika bahaya mengancam. Saking kerasnya, bahkan tak bisa dihancurkan hanya dengan tangan manusia. Biasanya, kuda laut berukuran 4 sampai 30 sentimeter namun punya mata ajaib yang mampu melihat dua buah benda berbeda pada waktu bersamaan. Bahkan, matanya tersebut bisa berputar dan bergerak bebas mengamati setiap objek.
Nah berbicara kuda laut di Wakatobi ada kuda laut yang unik. Bila biasanya kuda laut berukuran 11,5 sampai 13,8 sentimeter, di situ hidup kuda laut kerdil bernama Pygmy Seahorse yang ukurannya hanya 2,4 sentimeter.
Kuda laut mini itu dapat berkamuflase dengan tumbuhan yang dihinggapinya dan baru bisa ditemui pada kedalaman 27 meter. Saking kecilnya, Pygmy Seahorse agak sulit ditemui. Ia biasa hinggap di karang-karang dan memiliki karakteristik khusus, berbeda dengan kuda laut kebanyakan. Kepala dan badannya dihiasai tonjolan daging serta moncong yang pendek. Selain memiliki tonjolan daging, Pygmy Seahorse juga memiliki filamen merah pada kepala dan pundak belakang.
Dalam catatan, spesies ini ditemukan oleh Lorenz, di Wakatobi lebih dari satu dekade lalu. Namun, baru belakangan ini diberikan nama. Desember 2008 lalu, dua spesies baru kuda laut mini kembali “terpantau” di Wakatobi oleh H. Denise dan H. Bargibanti (Dive Guide Indonesia). Binatang ini nantinya dijadikan ikon Wakatobi dalam pentas Sail tahun ini.

From → Uncategorized

Tinggalkan sebuah Komentar

Tinggalkan komentar